Sepeda Motor injeksi Irit - Kalangan industri kreatif menyayangkan banyaknya industri konten seluler yang 'lari' ke luar negeri. Kondisi ini disebabkan regulasi Moratorium SMS Premium, sejak munculnya kasus pencurian pulsa Oktober tahun lalu.
“Harusnya diusut yang bermasalah, tapi jangan matikan industri ini. Tetap dibuka dong,” kata Yusuf Khyber Hasnoputro, Ketua Komisi Tetap, Perangkat Pendukung Aplikasi/Konten Bidang Telekomunikasi, Kadin, di Kantor Telkom, Jakarta, Senin 26 Maret 2012.
Mengingat industri kreatif diakui memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional, Yusuf mengharapkan segera selesainya aturan soal konten. “Aturannya juga harus detail dan dibuat oleh orang yang betul-betul mengetahui permasalalahan,” tuturnya.
Pasalnya, peraturan sebelumnya yakni Peraturan Menteri No 1 Tahun 2009, dia anggap keluar dengan tergesa-gesa. Aturan itu juga dinilai Yusuf reaktif dalam kondisi saat itu sehingga banyak celah yang tidak jelas.
“Misalnya, penyedia konten harus bayar BHP (biaya hak penggunaan). Itu kan seharusnya operator,” ujar Yusuf.
Yusuf juga menyoroti perlunya tenggat waktu penyelesaian peraturan soal konten tersebut. Sehingga, akan semakin memperjelas nasib industri ini.
Kalangan industri kreatif juga menurutnya harus diajak menyusun aturan, agar nantinya juga tidak rancu dalam mendukung pertumbuhan industri ini. “Karena saat ini industri perlu kejelasan. Saat ini industri menjadi taut,” ucap Direktur Utama PT. Extend Media ini.
Sejak operasi penyedia konten ditutup, usahanya tutup total dan mengorbankan 120 karyawannya. Saat ini ia juga belum berpikir untu menjual aplikasi konten ke luar negeri seperti yang dilakukan oleh beberapa penyedia konten. - VIVAnews –
“Harusnya diusut yang bermasalah, tapi jangan matikan industri ini. Tetap dibuka dong,” kata Yusuf Khyber Hasnoputro, Ketua Komisi Tetap, Perangkat Pendukung Aplikasi/Konten Bidang Telekomunikasi, Kadin, di Kantor Telkom, Jakarta, Senin 26 Maret 2012.
Mengingat industri kreatif diakui memberikan kontribusi terhadap perekonomian nasional, Yusuf mengharapkan segera selesainya aturan soal konten. “Aturannya juga harus detail dan dibuat oleh orang yang betul-betul mengetahui permasalalahan,” tuturnya.
Pasalnya, peraturan sebelumnya yakni Peraturan Menteri No 1 Tahun 2009, dia anggap keluar dengan tergesa-gesa. Aturan itu juga dinilai Yusuf reaktif dalam kondisi saat itu sehingga banyak celah yang tidak jelas.
“Misalnya, penyedia konten harus bayar BHP (biaya hak penggunaan). Itu kan seharusnya operator,” ujar Yusuf.
Yusuf juga menyoroti perlunya tenggat waktu penyelesaian peraturan soal konten tersebut. Sehingga, akan semakin memperjelas nasib industri ini.
Kalangan industri kreatif juga menurutnya harus diajak menyusun aturan, agar nantinya juga tidak rancu dalam mendukung pertumbuhan industri ini. “Karena saat ini industri perlu kejelasan. Saat ini industri menjadi taut,” ucap Direktur Utama PT. Extend Media ini.
Sejak operasi penyedia konten ditutup, usahanya tutup total dan mengorbankan 120 karyawannya. Saat ini ia juga belum berpikir untu menjual aplikasi konten ke luar negeri seperti yang dilakukan oleh beberapa penyedia konten. - VIVAnews –
Harusnya Usut Konten Bermasalah
4/
5
Oleh
Unknown
1 comments:
Instantly connect to what's most important to you. Follow your friends, experts, favorite celebrities, and breaking news
Reply